BISNISBALI.com – Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar mencatat potensi perikanan air tawar mencapai 936,5 hektare. Dari potensi tersebut baru termanfaatkan 12,29 hektare.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa didampingi Kabid Pemberdayaan dan Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Ni Made Rai Sumarni memaparkan, potensi perikanan air tawar mencapai 66 hektare sawah dan 870,5 hektare kolam.
Pihaknya mengakui masih ada keterbatasan terkait sarana dan prasana yang membuat pemanfaatan budidaya air tawar belum maksimal sehingga masih banyak potensi yang bisa digarap.
“Jadi potensi kita masih cukup banyak. Memang ada keterbatasan sarana dan prasana dikarenakan modal dari pembudidaya untuk memanfaatkan potensi tersebut,” katanya.
Selain itu, setiap lahan yang dimiliki petani tidak hanya untuk budidaya ikan, melainkan juga untuk menanam jenis tanaman lainnya. Disinggung terkait serapan pasar, Mayun Suryawangsa mengatakan, tentu sangat banyak. Terutama lele yang cukup potensial. “Terlebih di Denpasar kan menjadi pusat perekonomian,” terangnya.
Pemerintah kata dia selama ini berupaya mendorong pengembangan potensi tersebut. Mulai dari pembinaan, pendampingan termasuk pelatihan untuk meningkatkan potensi pembudidaya.
Pihkanya juga menberikan bantuan sarana prasarana budidaya kepada kelompok pembudidaya ikan utk mendukung peningkatan produksi & produktivitas kelompok. Di Denpasar sendiri kata dia ada sekitar 35 kelompok budidaya lele yang aktif.
Selain itu akses pasar juga diberikan dengan menghubungkan pembudidaya dengan tengkulak ataupun pasar lainnya.
“Terkait permodalan kami juga mengajak perbankan ataupun OJK untuk memberikan sosialisasi kepada pembudidaya. Demikian juga kami memberikan bimtek terkait teknologi terbaru yang bisa dimanfaatkan,” imbuhnya. *wid