Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerintah Indonesia dan Tiongkok diketahui telah menyepakati kerja sama baru di bidang kepariwisataan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Terkait hal tersebut Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali atau Bali Tourism Board (BTB) menyambut positif penandatanganan MoU antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Tiongkok di bidang pariwisata.

Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Selasa (27/5) menyampaikan, bagi Bali, langkah ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga membuka jalan untuk mendorong inovasi pariwisata yang berkelanjutan, efisien dan berorientasi pada pengalaman unik wisatawan.

Mengapa pasar Tiongkok penting untuk Bali? Agung Partha yang saat ini mengikuti konvensi di China menyampaikan, wisatawan asal Tiongkok memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pemulihan dan pertumbuhan pariwisata Bali. Sebelum pandemi, pasar Tiongkok merupakan salah satu penyumbang wisatawan mancanegara terbesar ke Bali, dengan pertumbuhan tahunan yang konsisten mencapai lebih dari 15%.

“MoU ini memberi sinyal kuat bahwa Bali harus siap bersaing merebut kembali minat wisatawan Tiongkok. Tapi kali ini dengan pendekatan yang lebih inovatif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia pun mengatakan adanya tiga pilar inovasi sebagai strategi Bali hadapi persaingan global. Untuk itu, GIPI Bali menekankan pentingnya innovation travel sebagai strategi menghadapi kompetisi destinasi global dan memenuhi harapan pasar Tiongkok modern. Pertama, inovasi untuk efisiensi di mana pelaku usaha di Bali didorong untuk mengadopsi teknologi seperti AI-powered travel agents, sistem pemesanan digital multibahasa, serta pemanfaatan data untuk memahami preferensi wisatawan Tiongkok secara lebih mendalam.

Kedua, inovasi untuk keberlanjutan. Pengembangan low-carbon hotels, wisata ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan lainnya akan menjadi nilai tambah utama bagi wisatawan Tiongkok yang semakin sadar terhadap isu lingkungan.

Ketiga, inovasi untuk pengalaman unik. Menurut Agung Partha, Bali harus menonjolkan keunggulannya dalam menghadirkan pengalaman budaya, spiritual, dan wellness yang tak dapat ditemukan di destinasi lain. Kolaborasi dengan platform digital Tiongkok seperti Xiaohongshu dan Ctrip akan menjadi kunci promosi efektif.

Karenanya, sebagai organisasi payung yang mewadahi pelaku industri pariwisata di Bali, GIPI mengimbau seluruh pelaku industri untuk meningkatkan kemampuan layanan berbahasa Mandarin.

Menjalin kemitraan langsung dengan agen wisata terpercaya di Tiongkok, memperkuat kehadiran di platform digital Tiongkok dan mengintegrasikan nilai budaya serta prinsip keberlanjutan dalam setiap produk wisata.

Sementara itu berdasarkan data BPS Bali, wisatawan Tiongkok merupakan salah satu kelompok wisatawan mancanegara yang paling banyak berkunjung ke Bali. Berdasarkan data banyaknya wisatawan mancanegara yang datang langsung ke Bali menurut kebangsaan 2019-2024 menyebutkan wisatawan RRC / China pada 2019 mencapai 1.186.057, pada 2000 mencapai 118.617, di 2022 mencapai 33.085, pada 2023 mencapai 280.111 dan 2024 menembus  448.446.*dik