BISNISBALI.com – Upaya percepatan pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Tabanan menghasilkan puluhan desa telah sepakat membentuk kopdes yang akan dilaunching pada Juli mendatang, bertepatan dengan Hari Koperasi. Kesepakatan tersebut diambil melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang telah digelar sejak akhir April hingga pertengahan Mei 2025.
Data dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tabanan mencatat, desa-desa dari berbagai kecamatan seperti Gunung Salak di Kecamatan Selemadeg Timur, Penebel dan Jatiluwih di Kecamatan Penebel, serta Perean di Kecamatan Baturiti akan membentuk koperasi baru. Sementara seperti, Desa Gadungan di Kecamatan Selemadeg Timur akan mengembangkan koperasi yang sudah ada menjadi Koperasi Desa Merah Putih.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Kabupaten Tabanan, I Nyoman Putra, mengatakan, setelah menyatakan kesiapan melalui Musdesus, pemerintah daerah akan memfasilitasi proses pembentukan koperasi tersebut, termasuk pembuatan akta notaris dan pemenuhan persyaratan administrasi.
“Kami akan membantu memfasilitasi untuk pembentukan akta notaris. Kalau misalnya ada persyaratan yang kurang, kami akan bantu perbaiki agar sesuai ketentuan yang diminta,” ujarnya, Senin (19/5).
Sementara itu, Perbekel Desa Gubug, Ir. I Nengah Mawan, menyatakan bahwa desanya telah memiliki koperasi sejak tahun 2021 yang menjadi unit usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Koperasi tersebut rencananya akan diubah anggaran dasar dan rumah tangganya (AD/ART) menjadi Koperasi Desa Merah Putih. Saat ini pihak desa tengah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan.
Ia menambahkan, tantangan utama dalam pembentukan koperasi di desa adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang memahami pengelolaan koperasi.
Menurutnya, dari pengalaman selama ini SDM yang menguasai bidang tersebut sering enggan menjadi pengurus karena sistem koperasi yang berbasis sosial dan hasil usaha yang dibagi rata. Selain itu, pengelolaan sumber dana juga menjadi kendala yang perlu mendapatkan perhatian agar koperasi bisa berjalan optimal.
“Sering kali SDM yang handal dalam pengelolaan koperasi, enggan untuk ikut bergabung. Mereka memilih untuk membuat usaha sendiri. Sehingga kendala ini perlu mendapat perhatian dalam upaya menjaga keberlangsungan usaha koperasi nantinya,” tandasnya. *man