BISNISBALI.com – Serapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Tabanan tercatat masih rendah. Hingga Maret 2025, rata-rata serapan dari tiga jenis pupuk baru mencapai di bawah 20 persen dari total alokasi tahunan.

Berdasarkan data resmi Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, dari total alokasi 8.519.550 kilogram pupuk Urea untuk seluruh kecamatan, baru terserap 1.248.030 kilogram atau sekitar 14,65 persen. Tidak hanya Urea, serapan pupuk NPK pun masih jauh dari target. Dari alokasi sebanyak 7.049.695 kilogram, baru 1.374.182 kilogram yang terealisasi atau setara dengan 19,49 persen.

Bahkan untuk jenis NPK Formula, realisasi baru mencapai 57.550 kilogram dari total alokasi 448.600 kilogram, atau hanya 12,85 persen. Beberapa kecamatan bahkan belum mencatatkan penyaluran NPK Formula sama sekali.

Meski rata-rata serapan masih rendah, terdapat kecamatan yang menunjukkan progres serapan cukup baik. Yakni, Kecamatan Marga tercatat sebagai wilayah dengan capaian tertinggi untuk serapan pupuk Urea, yakni sebesar 23,89 persen dari alokasi 719.662 kilogram. Begitu pula Kecamatan Marga juga menunjukan serapan tertinggi dalam serapan pupuk NPK dengan realisasi 33,47 persen dari alokasi 552.186 kilogram.

Sebaliknya, serapan pupuk paling rendah terjadi di Kecamatan Tabanan, yang hanya merealisasikan 4,06 persen dari alokasi Urea dan 5,77 persen dari alokasi NPK. Kecamatan Kediri dan Kerambitan juga mencatatkan serapan di bawah 14 persen untuk Urea, dan belum ada penyaluran NPK Formula. Beberapa kecamatan, seperti Baturiti, Penebel, dan Pupuan, bahkan belum mencatatkan penyaluran NPK Formula sama sekali, sementara Selemadeg Barat menjadi satu-satunya kecamatan yang sudah menyalurkan NPK Formula dengan realisasi tertinggi yakni 13,08 persen.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, Ni Nyoman Ria Wati, menjelaskan bahwa rendahnya serapan ini bukan karena kelangkaan pupuk, melainkan karena musim tanam baru dimulai.

“Di bulan Maret, rata-rata wilayah sentra pertanian padi di Tabanan masih memasuki masa panen. Jadi kebutuhan pupuk belum maksimal. Serapan biasanya akan naik saat musim tanam dimulai, yaitu akhir Maret atau awal April,” ujarnya, Jumat (2/5).

Sementara itu sebelumnya, tahun ini guna mendukung ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kabupaten Tabanan mengambil langkah strategis dengan rencana pembangunan sumur bor di Kecamatan Selemadeg Timur (Seltim) yang selama ini bergantung pada curah hujan dalam mengairi sawah. Bantuan ini akan difokuskan pada Subak Lanyah Delod Jalan dan Subak Aseman IV yang sebelumnya telah mengajukan permohonan bantuan pengairan.

Dengan keberadaan sumur bor ini, setiap titik sumur diharapkan mampu mengairi lebih dari 20 hektar sawah. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan luas tanam padi, tetapi juga mengurangi ketergantungan petani pada curah hujan.*man