Denpasar (bisnisbali.com)-Kota Denpasar tercatat menduduki ranking pertama kota dengan standar hidup tertinggi berdasarkan pengeluaran per kapita yang mencapai Rp20,76 juta per tahun. Pemkot Denpasar memiliki beragam upaya untuk menekan harga kebutuhan pokok terutama pangan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar  Ni Nyoman Sri Utari, Jumat (16/5), mengatakan pihaknya melakukan beragam upaya guna menekan kenaikan harga bahan pokok di Kota Denpasar. Pertama, melaksanakan pemantauan dan pengawasan langsung harga bahan pokok (bakpok) ke pasar rakyat dan modern.

Hasil pemantauan kemudian dilaporkan ke Sistem Sigapura, SP2KP Kemendag, dan Kemendagri melalui Inspektorat Kota Denpasar. Pemantauan dilaksanakan setiap hari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pergerakan harga dan mengambil langkah atau kebijakan yang sesuai.

Selanjutnya melaksanakan Pasar Murah atau Operasi Pasar bekerja sama dengan Bulog, Distributor dan UMKM setempat, serta Perumda dan OPD terkait. “Kami juga melakukan koordinasi dengan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dalam menyusun kebijakan yang tepat dalam pengendalian inflasi,” jelas Sri Utari.

Di samping itu, Disperindag Kota Denpasar melakukan monitoring ke distributor-distributor dengan melibatkan instansi terkait untuk memastikan ketersediaan dan kelancaran pendistribusian kebutuhan pokok.

Di sisi lain, dalam upaya menekan lonjakan harga yang terjadi di pasar tradisional, ada pemberian subsidi harga pasar. Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata menyebutkan, subsidi diberikan pada komoditas yang sedang mengalami lonjakan. Subsidi diberikan di dua pasar terbesar, yakni Pasar Kereneng dan Pasar Badung, dengan nominal Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram. “Subsidi ini diberikan secara berkelanjutan, khususnya untuk komoditas yang tengah mengalami kenaikan harga saat itu,” terang Kompyang Wiranata. *wid