BISNISBALI.com – Digitalisasi merupakan kunci untuk bersaing menuju masa depan. Pembangunan nasional yang berkelanjutan membutuhkan pertumbuhan yang berimbang antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

”Untuk itu, masyarakat desa tidak boleh tertinggal dari kota dalam pemanfaatan teknologi digital, terutama di bidang ekonomi dan keuangan,” sebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja.

KPw BI Provinsi Bali menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung percepatan dan perluasan digitalisasi di wilayah pedesaan dengan melakukan kegiatan edukasi pemanfaatan sistem pembayaran digital QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai bagian dari penguatan ekonomi desa.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja memaparkan mengenai peran dan manfaat QRIS sebagai solusi layanan pembayaran digital yang inklusif dan mendukung kemandirian ekonomi desa.

Erwin menyampaikan pandangan dan komitmen KPw BI Provinsi Bali dalam memerhatikan potensi ekonomi desa, tidak hanya dari sisi stabilitas inflasi, namun juga daya dukung stabilitas terhadap upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, hal tersebut salah satunya diwujudkan melalui penguatan aspek digitalisasi. Salah satu upaya strategis yang diinisiasi Bank Indonesia dalam hal tersebut adalah QRIS, kanal pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (CeMuMuAH).

Sejak implementasinya pada tahun 2020, QRIS telah mencatat pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data April 2025, pengguna QRIS secara nasional mencapai 56,5 juta dan merchant mencapai 38,7 juta, dengan 93,1% di antaranya merupakan UMKM.

Kegiatan tersebut mendapat apresiasi positif dari masyarakat desa. Perbekel Desa Adat Kedisan, menyampaikan ucapan terima kasih atas langkah konkret Bank Indonesia dalam mendorong akseptasi digital hingga ke tingkat desa, yang mencerminkan komitmen BI terhadap pertumbuhan yang merata dan inklusif, respons positif juga terlihat dari antusiasme masyarakat dalam sesi diskusi.

Melalui kegiatan ini, diharapkan pelaku usaha dan masyarakat di Desa Kedisan dan Trunyan semakin memahami pentingnya adopsi sistem pembayaran digital dalam mendukung aktivitas ekonomi sehari-hari.

Pemanfaatan QRIS diharapkan tidak hanya memperluas akses keuangan formal, tetapi juga menjadi penggerak transformasi digital desa secara menyeluruh, menuju ekonomi yang lebih inklusif, mandiri, dan berdaya saing di era digital. *dik