BISNISBALI.com – Cuaca yang tak menentu belakangan ini, memberi pengaruh terhadap suplay komoditas pertanian, khususnya sayur dan bumbu dapur yang riskan terhadap hujan. Demikian jika hujan terus mengguyur wilayah Bali dikahwatirkan akan berpengaruh terhadap inflasi khususnya di Kota Denpasar.
Kabag Perekonomian Setda Kota Denpasar I Wayan Putra Sarjana saat diwawancarai, Jumat (4/7) mengatakan, komoditas yang perlu diwaspadai menyumbang inflasi pada Juli ini adalah cabai rawit dan biaya pendidikan. Khususnya untuk cabai rawit kata dia dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah.
“Untuk Juli ini, jika cuaca seperti ini (hujan) terus, cabai rawit dan biaya pendidikan dikahwatirkan akan memberi andil terhadap inflasi. Demikian juga bawang merah yang harganya mulai naik dengan curah hujan ini,” terangnya.
Untuk Juni kemarin, lima komoditas yang mendominasi memberi andil terhadap inflasi bulanan yakni cabai rawit, sawi hijau, buncis, kacang panjang dan daging ayam ras. Secara bulanan atau month to month (mtm) kata Putra Sarjana, Denpasar mengalami inflasi 0,48 persen. Dan inflasi tahunan pada Juni mencapai 3,30 persen.
Sementara itu, Ketua Komunitas Petani Muda Keren, A.A Gede Agung Wedhatama saat dikonfirmasi membenarkan produksi petani cukup terganggu pada cuaca yang tak menentu belakangan ini. Terutama pada produk hortikultura yang tidak tahan air.
Dengan itu membuat suplay komoditas pertanian ke pasaran pun terganggu dan harga menjadi tinggi. Dia mengakui cuaca yang tidak menentu belakangan ini memberi kendala bagi petani.
“Harusnya Juni kan sudah musim kemarau, tapi ini masih hujan terus. Produksi petani jadi terganggu, suplay ke pasar pun terbatas,” terangnya. *wid