BISNISBALI.comSelain sebagai destinasi wisata, Bali layak menjadi destinasi investasi dan pusat inovasi ekonomi kreatif Indonesia. Terlebih lagi pelaku ekonomi kreatif di Bali sangat beragam sehingga bisa menjadi kekuatan tersendiri.

Menteri Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Teuku Riefky Harsya di Denpasar belum lama ini menyebutkan, sangat bangga terhadap keberagaman pelaku ekonomi kreatif di Bali. Keberagaman ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain, sebagai upaya menggali potensi industri kreatif lokal dalam membuka lapangan kerja berkualitas.

Untuk itu perlu kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif. Apalagi saat ini sulitnya lapangan kerja bukan hanya dampak dari persoalan ekonomi global semata. Tetapi memang adanya pergeseran tren pekerjaan yang hadir lebih ke industri kreatif.

Pihaknya menyadari untuk menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang kuat membutuhkan hubungan investasi yang berkelanjutan. Kemajuan industri kreatif merupakan salah satu penggerak utama ekonomi di Bali. Sektor perdagangan berperan strategis dalam menopang perekonomian daerah, terutama karena keterkaitannya dengan sektor industri kreatif

Ia mengatakan, sebanyak 60 persen setiap lulusan berbagai macam fakultas banyak yang menjadi pekerja industri kreatif. Ini berdasarkan laporan dari salah satu alumni universitas besar di Indonesia. Hal ini juga telah menjadi fenomena yang menjadi perhatian Kementerian Ketenagakerjaan. Kemenekraf berkomitmen mendukung ekosistem lokal melalui fasilitas pelatihan dan penguatan kapasitas pelaku industri kreatif. Menurutnya, hal tersebut untuk menunjukkan bahwa ekonomi kreatif mampu membuka lapangan kerja yang berkualitas.

Sementara itu pemerhati ekonomi dari Sekolah Tinggi Bisnis (STB) Runata, Dr. Luh Kadek Budi Martini menilai, dukungan UMKM ekonomi kreatif terhadap perekonomian semakin strategis, apalagi dengan penerapan prinsip ekonomi hijau dan digital yang memperkuat daya saing, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan ekspor, dan mendukung transisi Bali ke arah pembangunan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Terbukti, beberapa pelaku industri kreatif di Bali sudah beralih ke sistem produksi berkelanjutan dan memperkuat pemasaran lewat media sosial. UMKM hijau dan UMKM digital menjadi arah penting pengembangan usaha kecil di era saat ini.

Berbicara tantangan, Ibu Budi biasa ia dipanggil menyampaikan, tantangan utama UMKM dalam berinovasi di era ekonomi hijau dan digital meliputi keterbatasan akses pembiayaan, rendahnya literasi digital dan teknologi ramah lingkungan, keterbatasan jaringan pasar serta kebutuhan adaptasi terhadap regulasi baru yang mendukung ekonomi berkelanjutan.

Padahal, di tengah kondisi ekonomi nasional dan global yang dinamis ini, peluang UMKM terbuka lebar melalui permintaan pasar terhadap produk-produk hijau, pariwisata berkelanjutan, dan peningkatan transaksi digital, baik di dalam negeri maupun ekspor.

Dengan menerapkan ekonomi hijau dan digitalisasi, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan kinerja dan daya saing mereka, tetapi juga berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.*dik