BISNISBALI.com – Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta memberikan apresiasi kepada ACK Fried Chicken, atas kepedulian dan kontribusinya dalam mendukung kreativitas lokal, pelestarian lingkungan, serta penguatan budaya Bali melalui kegiatan Bali Kreatif Festival 2025.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar karnaval biasa. Tema yang diusung “Daur Ulang, Ramah Lingkungan, dan Berbudaya” menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga Bali agar tetap bersih, hijau, dan lestari, sekaligus menjaga jati diri budaya yang telah diwariskan leluhur kita.

“Melalui kreativitas anak-anak muda dan komunitas, nilai-nilai tersebut bisa terus dihidupkan dengan cara yang menarik dan relevan dengan zaman,” ujar Giri Prasta dalam sambutan yang dibacakan Kadis Koperasi dan UMKM Bali Tri Arya Dhyana pada ACK Bali Kreatif Festival,di Lapangan Puputan Badung, Sabtu (31/5/2025).

Karnaval ini juga menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah sangat penting untuk mewujudkan Bali yang kreatif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Ini sejalan dengan visi pembangunan daerah kita, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya,” tambahnya.
Pelibatan UMKM dalam upaya pelestarian lingkungan menjadi bagian penting dalam pembangunan Bali ke depan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 perihal Gerakan Bali Bersih Sampah, yang menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga lingkungan.
“UMKM di berbagai sektor telah menunjukkan peran aktifnya melalui penggunaan bahan ramah lingkungan, pengolahan limbah menjadi produk kreatif, serta penyediaan alternatif pengganti plastik sekali pakai. Gerakan ini tidak hanya mendukung pelestarian lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi berbasis kearifan lokal,” paparnya.
Berbagai inovasi telah lahir dari tangan-tangan kreatif pelaku UMKM Bali, khususnya dalam pemanfaatan bahan daur ulang. Kita patut berbangga bahwa produk-produk seperti tas dari plastik bekas, aksesoris dari limbah kain perca, hingga karya seni dari limbah kayu dan kaca, kini tidak hanya diminati di pasar lokal tetapi juga memiliki daya saing di pasar nasional bahkan internasional.
Inovasi semacam ini adalah wujud nyata bagaimana kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan beriringan, membentuk ekosistem ekonomi yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan.
Founder ACK Fried Chicken I Made Artana mengatakan, sebagai perusahaan lokal, pihaknya merasa terpanggil untuk turut serta dalam pembentukan karakter dan potensi anak-anak.
“Kami bukan lembaga pendidikan, tapi kami ingin menjadi bagian dari ekosistem pendidikan bangsa ini. Melalui pendekatan informal dan menyenangkan, kami ingin membantu anak-anak belajar sambil bermain, bermain sambil tumbuh, dan tumbuh sambil bermimpi besar,” ungkap I Made Artana.
Dalam karnaval ini, tambahnya, lebih dari seribu anak dari seluruh Bali berkumpul. Mereka tidak sedang lomba rebutan ranking. Mereka sedang merayakan kreativitas, kebersamaan, dan kegembiraan belajar.
Ada yang mengikuti lomba mewarnai, fashion carnival, eksperimen sains sederhana, kreasi daur ulang, menanam bibit, dan berbagai aktivitas lainnya yang semuanya dirancang untuk mengembangkan multiple intelligences anak-anak. Selain itu sebanyak 1200 anak juga terlibat dalam parade tari pendet untuk memeriahkan karnaval yang digelar serangkaian dengan satu dekade ACK.
“Kami tidak hanya fokus pada kecerdasan akademis, tetapi juga kecerdasan emosi, sosial, seni, dan lingkungan – sesuai dengan prinsip education for sustainable development,” ujar I Made Artana. *rah