Tabanan (bisnisbali.com)-Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tabanan angkat bicara menanggapi isu yang sempat viral di media sosial mengenai adanya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak bisa membaca. Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gusti Putu Ngurah Darma Utama, A.P., M.Si., dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan merupakan opini sepihak yang tidak berdasar.
“Kami sudah telusuri, dan itu tidak benar. Memang pernah ada kejadian, tapi siswa yang dimaksud bukan tidak bisa membaca, hanya belum lancar membaca, dan saat ini sudah lulus,” jelas Darma Utama, Jumat (16/5).
Dari hasil penelusuran internal, Disdik Tabanan bahkan menemukan bahwa siswa dimaksud justru dapat mengoperasikan gadget dengan lancar, sehingga klaim tidak bisa membaca menjadi sangat diragukan.
Meski begitu, Darma Utama mengakui bahwa tantangan dalam dunia pendidikan tetap ada. Salah satunya adalah keberadaan siswa berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah umum sebagai bagian dari implementasi pendidikan inklusif. Dalam sistem ini, semua anak berhak mendapat akses pendidikan tanpa diskriminasi.
Kondisi seperti itu memang bisa membuat capaian literasi membaca berbeda antarsiswa. ‘’Tetapi kami sudah menangani hal tersebut lewat pendampingan di kelas, penempatan guru inklusi, serta pembentukan tim penguatan literasi dan numerasi di tingkat sekolah dan kabupaten,” tegasnya.
Selain tantangan dari aspek pembelajaran, ia juga menyinggung kasus kekerasan di sekolah, seperti perundungan (bullying) yang dapat mengganggu proses belajar siswa. Namun, hal ini sudah direspons melalui kerja Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Satuan Pendidikan (TPPKP).
Di bagian lain, Darma Utama mengimbau masyarakat agar cerdas menilai informasi yang beredar di media sosial serta mencari sumber-sumber informasi yang bisa dipercaya. “Inilah pentingnya terkait dengan literasi agar semua pihak tidak terjebak pada informasi yang keliru apalagi informasi salah,” pungkasnya. *man