Denpasar (bisnisbali.com)-Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar mencatat inflasi bulanan atau month to month (mtm) pada April mencapai 0,69 persen. Lima komoditas yang dominan memberi andil pada inflasi mulai tarif listrik, emas perhiasan, bawang merah, tongkol yang diawetkan, hingga cuci kendaraan.

Kabag Perekonomian Setda Kota Denpasar I Wayan Putra Sarjana saat diwawancarai, Kamis (8/5), menyatakan tarif listrik tidak ada kenaikan. Berpengaruh terhadap inflasi dikarenakan diskon tarif yang diberikan bulan sebelumnya sudah berakhir pada Maret dan untuk pascabayar dibayarkan pada April. Dengan demikian pembayaran listrik pada April kembali normal dan nilai yang dibayarkan terlihat lebih tinggi daripada bulan sebelumnya.

Menurutnya, jika melihat inflasi tahunan, tarif listrik tidak masuk kategori penyumbang inflasi. “Ya, karena sudah tidak diskon lagi, tarif listrik kembali normal,” sebutnya sembari mengatakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen diberikan PLN selama dua bulan, yakni Januari dan Februari.

Putra Sarjana melanjutkan, harga emas memang mengalami pergerakan dalam beberapa bulan terakhir di Denpasar. Terutama pada April harga emas hampir menyentuh Rp2 juta per gram atau naik Rp200 ribu dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara untuk cuci kendaraan, ada kenaikan upah dan bahan baku. Akan tetapi pengaruhnya tidak besar, hanya 0,04 persen. “Kami sudah koordinasikan dengan BPS bahwa memang cuci kendaraan yang memberi andil inflasi. Dari catatan BPS, ada kenaikan upah dan bahan baku sehingga meningkat,” terangnya.

Secara tahunan atau year on year (yoy), perhiasan emas juga masuk dalam lima komoditas yang paling dominan memberi andil terhadap inflasi. Inflasi tahunan di Denpasar tercatat 2,69 persen. Adapun lima komoditas yang dominan memberi andil terhadap inflasi meliputi perhiasan emas, tarif parkir, cabai rawit, kopi bubuk, dan daging babi. *wid