BISNISBALI.com – Bali telah lama identik dengan kesehatan dan kebugaran, menarik wisatawan dan investor gaya hidup yang mencari keseimbangan, ketenangan, dan kehidupan holistik. Namun, hingga saat ini, konsep hunian yang berfokus pada kebugaran, terutama di segmen premium dengan status hak milik, sebagian besar belum tersentuh di Indonesia.
Konsultan properti Knight Frank menyatakan, Bali merupakan salah satu dari sepuluh destinasi pilihan investasi orang kaya sebagai rumah kedua. Riset ini juga menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai 7,5% sejak tahun 2021, dengan rata-rata okupansi yang terus meningkat hingga mencapai 75%, membuat investasi di Bali sangat menarik.
Hunian yang fokus pada wellness pertama di Bali dengan sertifikat hak milik menandai babak baru industri real estat gaya hidup. OXO The Pavilions menampilkan pengembangan vila pertama di Bali yang mengedepankan kesejahteraan holistik yang dipadukan dengan kehidupan neo-luxury.
Founder dan CEO OXO Group Indonesia Johannes Weissenbaeck mengungkapkan proyek hunian inovatif yang terdiri dari 24 vila dengan sertifikat hak milik yang memadukan praktik kesejahteraan dan kebugaran holistik ke dalam kehidupan sehari-hari. Proyek ini merupakan hasil kerja sama dengan arsitek global ternama, Chris Precht.
“Kami meningkatkan misi kami untuk menciptakan ruang yang menginspirasi, menyembuhkan, dan meningkatkan pengalaman kesehatan yang menetapkan standar baru untuk kehidupan neo-luxury di Bali,” ungkapnya.
Dia menerangkan, ini akan menjadi game changer yang menciptakan standar baru dalam industri properti di Bali.
Johannes mengatakan 24 unit vila yang masing-masing memiliki desain tersendiri dan didukung oleh fasilitas kebugaran yang dirancang dengan cermat. Dengan luas mulai dari 170 hingga 420 meter persegi, vila-vila ini menyelaraskan alam dengan desain. Sementara, visi Precht memastikan setiap hunian memenuhi standar internasional, sekaligus mengakomodasi warisan budaya dan alam Bali.
“Proyek ini hanya berjarak dua menit berjalan kaki dari Kota Nuanu, pusat kreatif yang siap menjadi tujuan wisata utama berikutnya di Bali,” imbuhnya.
Penghuninya nanti akan memiliki akses pejalan kaki ke berbagai fasilitas Nuanu, termasuk ProEd Global School, Luna Beach Club, Lumeira Spa, dan jaringan jalur pejalan kaki yang indah.
Dengan luas 44 hektare, Nuanu mewujudkan filosofi Bali Tri Hita Karana harmoni antara manusia, alam, dan jiwa. Ekosistem terpadu ini memadukan seni, budaya, kebugaran, dan kehidupan yang terinspirasi alam, yang menawarkan pengalaman transformatif bagi para pengunjung dan penghuninya.
Menurut Mordor Intelligence, pasar real estat Indonesia diproyeksikan tumbuh dari USD68,6 miliar pada tahun 2025 menjadi USD91,0 miliar pada tahun 2030, dengan CAGR 5,82% selama periode tersebut. Angka resmi dari Statistik Indonesia menunjukkan bahwa kontribusi PDB dari kegiatan properti mencapai Rp 488,31 triliun (USD 31 miliar) pada tahun 2022, yang menggarisbawahi perannya sebagai landasan ekonomi nasional.
Sementara itu, Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City, mengatakan, sebagai hunian wellness pertama di Bali, akan memperkuat daya tarik Nuanu dan mendukung fokus pemerintah Indonesia pada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan yang selanjutnya memperkuat posisi Bali sebagai destinasi premium. Komitmen terhadap keberlanjutan ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi pengunjung, mendorong mereka untuk berwisata dengan cara baru.*dik