BISNISBALI.com – Pasar Badung yang menjadi pasar terbesar di Bali memiliki beberapa fasilitas pendukung dengan biaya operasional yang cukup tinggi. Dalam setahun rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan mencapai Rp5,2 miliar. Demikian adanya kelengkapan lift dan eskalator membebani operasional cukup tinggi yang mencapai Rp50 juta per bulan.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata, Selasa (6/5) mengatakan, beban biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional cukup besar, karena Pasar Badung merupakan salah satu ikon Kota Denpasar dengan berbagai fasilitas yang harus dalam perawatan maka pengeluaran juga cukup tinggi.
Kata Gus Kowi sapaannya, untuk biaya operasional atau perawatan yang cukup tinggi pada eskalator dan lift. Dimana, eskalator dan lift harus hidup setiap hari untuk kenyamanan pengunjung dan pedagang yang membawa barang ke lantai atas. Di sisi lain, ada perawatan berkala agar mesin tidak mengalami kerusakan seperti sebelumnya.
Menurutnya, biaya eskalator dan lift saja menghabiskan sekitar Rp50 juta perbulan.
“Belum lagi genset yang harus dipelihara juga walaupun diam itu harus dihidupkan secara berkala agar tidak rusak. Belum lagi masalah kebocoran itu beda lagi urusannya,” ungkap Gus Kowi.
Kata dia, rata-rata pertahun, biaya operasional Pasar Badung bisa mencapai Rp5,2 miliar dengan laba secara keseluruhan di Pasar Badung sebesar Rp7 miliar pertahun. Itu artinya kata dia, laba yang didapatkan Perumda Pasar masih ada sebanyak Rp1,8 miliar.
Laba tersebut belum dikurangi penyusutan dari aset bangunan yang sudah diserahkan pengelolaannya dari Pemkot Denpasar ke Perumda Pasar. *wid