BISNISBALI.com – Pemadaman listrik total atau blackout yang terjadi di wilayah Bali belum lama ini, berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata, ekonomi dan aktivitas masyarakat. Blackout tersebut tak hanya memicu keresahan warga, tetapi juga mengganggu operasional sektor vital seperti penerbangan dan layanan di destinasi wisata.

Apalagi PLN Bali mengumumkan adanya pemadaman listrik sementara untuk di sejumlah wilayah di Pulau Dewata, Senin (5/5). Pemadaman listrik tersebut terkait pemeliharaan jaringan listrik di beberapa lokasi yang berlangsung hingga sore hari. Kondisi ini menambah kekhawatiran masyarakat, khususnya pelaku usaha UMKM.

Pengamat ekonomi dari FEB Unud, Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si. di Denpasar menyampaikan, blackout hampir terjadi total wilayah di Bali menjelang perayaan Hari Raya Kuningan. Padamnya listrik Bali karena kendala kabel transfer Jawa Bali.

“Pasokan listrik di Bali memang sangat tergantung dari Jawa sehingga bila ada problem di pulau Jawa pasti akan berimplikasi ke Bali,” katanya.

Seberapa besar imbas pemadaman listrik ke ekonomi Bali?. Krisna menyampaikan, padamnya listrik tersebut tentu berdampak signifikan terhadap perekonomian Bali namun pihaknya belum menghitung atau melakukan kajian berapa dampaknya ke ekonomi. Tetapi, listrik itu semacam infrastruktur untuk mengegenjot atau menstimulasi perekonomian sehingga bila ini terganggu maka tentu perekonomian akan terganggu pula.

Ia menilai sektor perdagangan, pariwisata, transportasi maupun UMKM terdampak nyata dari blackout ini. Contoh sederhana, bandara terjadi beberapa pergeseran jadwal penerbangan. Kemudian warung, kafe dan minimarket juga terdampak di mana terlihat banyak pembeli yang tidak jadi transaksi karena terkendala akses listrik.

Selanjutnya imbas terjadi pula di sektor pariwisata akibat terkendala dalam melayani wisatawan. Ada pula di sektor perikanan, misal ikan hias (ikan koi dll) kalau listrik mati terlalu lama akan bisa menyebabkan ikan kekurangan oksigen ini dan menyebabkan banyaknya ikan mati. Ikan yang mati ini menimbulkan kerugian.

“Memang beberapa sektor tersebut memiliki supply cadangan listrik misal genset tapi tetap akan terdampak. Begitu pula sektor yang tidak memiliki supply cadangan tentu akan menutup usahanya,” terangnya.

Akibatnya akan berimbas terhadap pendapatan yang mereka terima.

Krisna Adwitya pun menyampaikan, dari sisi maintenance, diprediksi pasti sudah rutin dan berkelanjutan dilakukan oleh PLN, selaku provider listrik. Tetapi, kondisi ini sifatnya pasokan dari luar Bali maka tingkat ketergantungan Bali akan listrik dari Jawa tentu sangtlah besar.

Solusinya ke depan Bali memang perlu mandiri energi terkait listrik. Inilah yang harus menjadi perhatian semua pihak. Bali perlu segera melakukan kajian strategis yang mendalam terkait mandiri energi listrik.

Pelaku pariwisata Bali yang juga pengelola salah satu restoran di Sanur, Gung Wirtama menyampaikan, pemadaman listrik sangat mengganggu aktivitas masyarakat maupun wisatawan yang tengah menikmati liburan di Bali.

Ia berharap dampak blackout tidak berdampak negatif terhadap citra Bali sebagai destinasi wisata dunia. Khususnya, gangguan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai atau tempat wisata lainnya sehingga pentingnya sistem kelistrikan yang tangguh dan mandiri di Bali.*dik