BISNISBALI.com – Perkembangan harga berbagai komoditas pada April 2025 di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar, Singaraja, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan secara tahunan menunjukkan kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Bali di 4 kabupaten/kota tersebut, pada April 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,30 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,28 pada April 2024 menjadi 109,75 pada April 2025. Dari empat wilayah tersebut, inflasi tertinggi tercatat di Kota Denpasar sebesar 2,69 persen dengan IHK sebesar 110,31 dan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Badung sebesar 1,80 persen dengan IHK sebesar 107,63.

Kepala BPS Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Jumat (2/5) mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/y-to-d) April 2025 tercatat sebesar 1,74 persen, sedangkan tingkat inflasi bulanan (m-to-m) tercatat sebesar 0,73 persen.

Inflasi tahunan (y-on-y) terjadi karena adanya kenaikan harga komoditas-komoditas amatan yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada sepuluh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik sebesar 3,12 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,99 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,81 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,21 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 2,30 persen, kelompok transportasi sebesar 0,78 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,08 persen, kelompok pendidikan sebesar 3,03 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,92 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,97 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y on-y, antara lain cabai rawit, daging babi, kopi bubuk, bawang merah, minyak goreng, Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Putih Mesin (SPM), air kemasan, tongkol diawetkan, bawang putih, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, nasi dengan lauk, pepes, emas perhiasan, tarif parkir, sewa rumah, biaya Akademi/Perguruan Tinggi, biaya Sekolah Dasar, dan biaya Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain tomat, daging ayam ras, sawi hijau, telur ayam ras, bensin, buncis, tarif angkutan udara, tarif pulsa ponsel, buah naga, angkutan antar kota, telepon seluler, sawi putih/pecay/pitsai, kangkung, rampela hati ayam, kacang panjang, tas tangan wanita, semangka, garam, minuman ringan, dan bawang bombay.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada April 2025 antara lain tarif listrik, bawang merah, emas perhiasan, bawang putih, beras, pisang, angkutan udara, jeruk, tongkol diawetkan, nangka muda, daging babi, cuci kendaraan, tomat, salak, air kemasan, apel, Sigaret Kretek Mesin (SKM), iuran pembuangan sampah, dan kacang panjang.*dik