BISNISBALI.com – Pariwisata kesehatan termasuk wellness menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk ke Bali. Untuk itu digelarnya festival kesehatan, salah satunya Bali Spirit Festival (BSF) menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan terutama wisman.
Pada konferensi press kegiatan BSF ke-16 di Denpasar, Kamis (1/5) Co Founder BSF I Made Gunarta mengatakan, festival ini menarik antusias 2.000 hingga 3.000 pengunjung per hari. Pascapandemi antusias pengunjung kian tinggi, terutama pada 2023 lalu yang mencapai 2.505 orang. Jumlah ini naik signifikan dari 2 tahun terakhir sebelum pandemi.
Namun dia menekankan bukan hanya sekedar kuantitas yang dikejar tapi kualitas yang ditargetkan pada acara yang berlangsung di Ubud pada 7 – 11 Mei nanti.
“Buat kami yang lebih penting bagaimana memposisikan Bali bukan hanya sebagai central of tourism tapi wellness dan edukasi. Kami ingin Bali Spirit Festival bisa menjadi filter siapa yang akan datang dan siapa yang diundang,” ujarnya.
Dilihat dari pengunjung pada tahun ke tahun, didominasi oleh wisman terutama Australia dan Eropa. Demikian pula Tiongkok dikatakannya sudah mulai mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sementara untuk wisatawan domestik ataupun lokal hanya mencapai 9,8 persen dari total kunjungan.
Dari total pengunjung dikatakannya, 84 persen menginap selama 2 minggu di Bali dan 20 persen menginap 4 minggu. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Bali.
Tokoh Spiritual Yoga, Ketut Arsana menjelaskan alasan Bali begitu menarik untuk kegiatan wellness khususnya bagi wisatawan. Menurutnya Bali memiliki arti mencari kesejatian dalam diri melalui yoga sehingga festival ini memberikan vibrasi positif yang memberi ketertarikan bagi banyak orang.
“Bali mampu mengubah manusia satu per satu orang spiritual akan memberikan vibrasi pada ratusan orang kalau dia ikut dengan hatinya ke arah kebaikan baru dinunia akan memberikan ke kebahagiaan alaminya,” ujar Ketut Arsana. *wid