“Penurunan harga tidak otomatis mendongkrak jumlah pembeli.”


BISNISBALI.com – Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kabupaten Tabanan mulai turun pasca perayaan Hari Raya Galungan. Berdasarkan hasil monitoring Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan pada Minggu keempat April 2025, tercatat sejumlah komoditas strategis mengalami penurunan harga yang signifikan.

Komoditas yang paling mencolok mengalami penurunan adalah tomat dari Rp20.000 menjadi Rp10.000 per kilogram atau setara dengan penurunan 50 persen. Disusul cabai rawit merah yang turun drastis dari Rp 80.000 per kilogram menjadi Rp45.000 atau turun 44 persen.

Selanjutnya cabai rawit hijau dari Rp 65.000 menjadi Rp 50.000 atau turun 23 persen dan cabai merah keriting dari Rp60.000 menjadi Rp 5.000 atau turun 17 persen. Sementara bawang merah juga tercatat turun dari Rp50.000 menjadi Rp48.000 per kilogram atau turun 4 persen. Penurunan juga terjadi pada harga daging ayam ras dari Rp40.000 menjadi Rp38.000 per kilogram.

Salah seorang pedagang bahan pangan di Pasar Tabanan, Ni Made Udiyani menyampaikan bahwa turunnya harga-harga ini merupakan respon pasar pascalonjakan permintaan saat Hari Raya Galungan. “Pascahari raya, permintaan pasar mulai normal kembali, dan pasokan dari petani serta distributor cukup lancar, sehingga terjadi penyesuaian harga di pasar tradisional,” tuturnya, Selasa (29/4).

Selain komoditas tersebut, terangnya beberapa komoditi lainnya menunjukan posisi harga yang stabil saat ini. Diantaranya, beras, minyak goreng, gula, tempe, tahu, serta produk hasil perikanan dan peternakan.

Pedagang sejenis lainnya Ni Komang Sri mengungkapkan, penurunan harga sejumlah komoditi ini tidak otomatis mendongkrak jumlah pembeli.

”Harga turun sih turun, tapi pembelinya tetap sepi. Banyak orang masih punya stok sisa dari Galungan, jadi jarang belanja lagi,” keluhnya.

Penurunan harga bawang merah dan cabai malah membuatnya merugi.

“Kami beli untuk stok di saat harga tinggi. Begitu harga jatuh, masih menyisakan stok karena belum laku. Ya, berpotensi rugi, apalagi kalau sampai busuk,” keluhnya.*man