BISNISBALI.com – Kebijakan tarif Trump dikhawatirkan berdampak terhadap sektor pariwisata karena dengan makin tingginya harga-harga mempengaruhi rencana perjalanan wisatawan mancanegara. Perilaku pelaku perjalanan berpengaruh kepada sentimen ekonomi dan menyebabkan menurunannya tingkat penghunian kamar (TPK).
Terkait kondisi tersebut, pemerhati ekonomi Undiknas University, Prof. Dr. Sri Darma di Denpasar mengatakan, untuk sektor pariwisata, khususnya pariwisata Bali berharap tidak ada dampaknya. Karena mereka, khususnya para wisatawan asing dari berbagai benua datang ke Bali ingin menikmati pulau dewata.
“Apakah ekonomi global bermasalah? kalau ekonomi global bermasalah, maka ekonomi dan pariwisata Bali akan bermasalah juga,” katanya.
Menurut Sri Darma, sekarang tinggal tunggu saja apakah perekonomian global, dalam kondisi baik-baik atau tidak baik-baik saja. Terlebih demontrasi sudah berlangsung di mana-mana, di seluruh dunia untuk menuntut agar kebijakan Donald Trump tidak sekejam yang dia lakukan sekarang.
“Intinya, pariwisata Bali tetap bertumbuh, walaupun mungkin tidak sekencang tahun-tahun sebelumnya akibat dari wait and see sebagian orang terhadap ekonomi nasional, Bali dan dunia khususnya,” ujarnya.
Menyikapi kondisi tersebut, kata Sri Darma, sebagai pelaku bisnis berharap kepada pemerintah tidak tinggal diam, namun harus cepat tanggap terhadap ekonomi daerah dan ekonomi nasional. Begitupula untuk pemerintah pusat harus sadar bahwa ekonomi Indonesia tidak baik-baik saja. Untuk perekonomian Bali apalagi di kabupaten juga sama harus bergerak cepat melindungi para pelaku bisnis termasuk juga mengawasi pegawai-pegawainya agar tidak memalak para UMKM atau mempersulit izin-izin untuk melakukan investasi usaha baru.
“Karena selama ini kalau tidak ada uang uang pelicin pasti tidak akan jalan gitu. Ini harapannya ke pemerintah sehingga benar-benar pemerintah bekerja secara maksimal,” paparnya.
Pengaruh nilai tukar rupiah kepada pariwisata?. Ia berharap Bank Indonesia sebagai regulator bagaimana caranya agar nilai tukar Amerika dan rupiah benar-benar dipantau terus, agar tidak terpuruk lebih jauh dari nilai Rp17.000 per dollar AS. Bank Indonesia harus berperan aktif dan makin peduli terhadap kebijakan-kebijakan global agar tukar rupiah terhadap tidak semakin memburuk.
Pemerhati pariwisata Ngurah Wirtama di Sanur menilai dalam situasi seperti ini pelaku sektor pariwisata harus memahami akan terjadi pergeseran dalam pergerakan wisatawan sehingga tetap memberikan pelayanan yang baik. Misal dari sisi harga kreatifitas dan inovasi produk serta menambah nilai produk. Menjaga hubungan yang baik dengan para tamu serta sosialisasikan bila ada kenaikan harga jauh hari sebelumnya.*dik