BISNISBALI.com – Momen Hari Raya Galungan dan Kuningan membawa senyum lebar bagi para peternak babi di Tabanan. Harga babi hidup di tingkat peternak kini melesat hingga Rp54 ribu per kilogram, dan diprediksi akan menyentuh angka psikologis Rp55 ribu per kilogram dalam waktu dekat yang sekaligus menjadi harga tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Kondisi ini diungkapkan I Ketut Gede Jaya Ada, peternak dari Desa Baru, Kecamatan Marga. Ia menyebutkan lonjakan harga babi ini dipicu oleh seiring meningkatnya permintaan pasar menjelang momen hari raya. Selain itu diperparah lagi dengan banyaknya jumlah babi di Bali yang diperdagangkan antarpulau di tengah jumlah populasi babi yang sedikit saat ini.
Harga saat ini sudah jauh melampaui Break Even Point (BEP) yang berada di kisaran Rp 40 ribu per kg. Bercermin dari kondisi tersebut Jaya mengakui, harga pada momen hari raya akan membuat sejumlah peternak babi di Tabanan bisa tersenyum lebar.
Keuntungan yang diperoleh, bahkan tidak hanya pada penjualan babi siap potong, tapi juga berlaku pada penjualan harga bibit babi yang harganya kian mahal saat ini. Yakni, naik menjadi Rp 1,6 juta per ekor dari posisi Rp 1,3 juta per ekor pada empat bulan lalu.
“Ini bukan hanya momentum, ini berkah. Sehingga peternak babi bisa tersenyum lebar saat ini,” ujarnya, Senin (14/4).
Sementara itu Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan, Gde Eka Parta Ariana mengungkapkan, ketersediaan stok babi di Kabupaten Tabanan dipastikan dalam kondisi aman dan mencukupi untuk Galungan dan Kuningan mendatang. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, total populasi babi mencapai 30.538 ekor, dengan estimasi pemotongan sebanyak 4.435 ekor yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat selama perayaan.
Dari data yang dihimpun, Kecamatan Baturiti tercatat sebagai wilayah dengan populasi babi tertinggi, yakni 9.528 ekor, disusul oleh Penebel sebanyak 7.389 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa dua kecamatan ini menjadi tulang punggung pasokan babi di Tabanan.
Sementara itu, kebutuhan tertinggi tercatat di Penebel sebanyak 634 ekor, diikuti oleh Kediri 476 ekor dan Pupuan 514 ekor. Namun, berkat stok yang memadai, seluruh kecamatan mampu memenuhi kebutuhan tanpa kekurangan pasokan.*man