BISNISBALI.com – Presiden Prabowo Subianto berencana melonggarkan aturan tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Kebijakan ini diambil di tengah tekanan perang dagang global akibat kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pengamat ekonomi dari Celios Bhima Yudhistira kepada Bisnis Bali, Senin (14/4) menyampaikan, perlu selektif dalam mereformasi atau menghapus hambatan impor seperti TKDN dan kuota impor. Salah ambil langkah maka Indonesia bakal dibanjiri produk impor yang rugikan ekonomi domestik

“Bila tidak hati-hati, kebijakan ini berpotensi memperburuk banjir impor, merugikan industri lokal, dan meningkatkan ketergantungan terhadap produk asing,” katanya.

Bhima menyampaikan, penghapusan kuota impor pada TKDN banyak negatifnya. Untuk itu, perlindungan bagi industri domestik juga harus diperhatikan. Pelaku usaha maupun UMKM di dalam negeri harus waspada dan siap-siap mengantisipasi membanjirnya produk impor jika salah dalam mengambil langkah.

Lebih lanjut Bhima juga mengingatkan agar pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya dengan jeda 90 hari tarif resiprokal dari AS. Pertama, mempercepat kenaikan volume ekspor ke AS khususnya pakaian jadi, alas kaki, produk olahan nikel dan tembaga. Kedua, melakukan negosiasi perjanjian dengan AS jangka panjang, biar ada kepastian setidaknya dalam 5 tahun ke depan. Dengan adanya kepastian ini, diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi

Ketiga, memastikan ada Dubes RI di Washington yang menguasai geopolitik, negosiasi bilateral dan paham arah kebijakan internal tim ekonomi Trump. Dengan keberadaan diplomat yang berpengalaman akan sangat membantu dalam menjalin komunikasi yang efektif dan memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi.

Keempat, sambil diversifikasi pasar alternatif (Eropa, Kanada, Timteng, Afrika). Kelima, memperkuat intra-trade ASEAN yang porsinya masih belum optimal dalam total ekspor non-migas.

BACA JUGA  Pergerakan Harga Komoditi Jelang Hari Raya, Inflasi Masih Terkendali

“Produk potensial yaitu pakaian jadi, alas kaki, furnitur, barang kerajinan, kimia, obat-obatan tradisional, perikanan dna lainnya,” terangnya.

Menurutnya dengan memperluas pasar, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada satu negara dan meningkatkan ketahanan ekonomi. Bila langkah-langkah ini diambil, diharapkan Indonesia dapat terhindar dari pelambatan dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil.*dik