BISNISBALI.com – Asuransi pertanian khususnya pada tanaman padi menjangkau 13 ribu hektare lahan sawah di Bali pada 2024. Terhadap gagal panen yang terjadi, klaim asuransi telah dibayarkan sebesar Rp688,7 juta. Representative Manager Asuransi Jasindo Kantor Cabang Denpasar, Erwin saat ditemui, Jumat (12/4) mengatakan, Asuransi Jasindo menjangkau sektor pertanian yang menjadi bagian penting perekonomian Bali.

“Produk Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mampu membantu para petani mengatasi risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem atau serangan hama. Program ini telah terbukti mendorong produktivitas pertanian dan memberikan rasa aman bagi petani,” ungkapnya.

Selain pertanian, Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata juga perlu mendapatakan perlindungan untuk mendukung penguatan sektor tersebut. Menurutnya, Bali memiliki potensi ekonomi yang besar dan perlu mendapat perlindungan yang tepat dari sisi manajemen risiko.

“Sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia, Bali menerima lebih dari 6,3 juta wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2024. Ini membuka peluang besar bagi kami untuk menawarkan produk seperti Asuransi Perjalanan yang melindungi wisatawan dari risiko selama liburan di Bali, serta Asuransi Kebakaran bagi pelaku usaha hotel dan restoran yang menopang sektor ini,” ujar Erwin.

Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Brellian Gema, menambahkan, langkah Jasindo di Bali adalah bagian dari strategi besar untuk memperluas jangkauan perlindungan asuransi di sektor-sektor kunci nasional.“Bali merupakan etalase Indonesia di mata dunia, dan sektor-sektor strategis di dalamnya seperti pariwisata dan pertanian harus mendapat proteksi maksimal,” tegas Brellian.

Kehadiran Jasindo dengan produk-produk spesifik merupakan bentuk kontribusi nyata dalam menjaga kesinambungan ekonomi daerah.“Kami percaya, perlindungan yang tepat akan memperkuat ketahanan sektor-sektor ini dalam menghadapi risiko,” tambahnya. *wid

BACA JUGA  Alasan MBG di Denpasar Diganti Snack