BISNISBALI.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sempat melonjak pada Februari 2025 mencapai 322 kasus. Namun pada Maret mulai  melandai dengan 246 kasus. Namun jika dibandingkan Maret tahun sebelumnya, terjadi kenaikan signifikan kasus DBD tahun ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, AA Ayu Agung Candrawati Jumat (11/4) mengatakan, pada Maret 2024 pihaknya mencatat ada 122 kasus kasus DBD.

“Memang ada lonjakan jika dibandingkan dengan Maret 2024, namun kalau dibandingkan dengan Februari 2025, justru terlihat penurunan,” ujarnya.

Faktor cuaca berpengaruh terhadap peningkatan kasus. Tahun lalu, musim hujan datang terlambat, dan peningkatan kasus DBD mulai terjadi pada Maret hingga puncaknya Juni. Sementara tahun ini, musim hujan dimulai sejak Oktober 2024, sehingga peningkatan kasus mulai terjadi sejak Januari 2025.

Sejak Januari hingga Maret 2025 tercatat terjadi 735 kasus DBD dengan tambahan pada bulan Januari 2025 tercatat 167 kasus. Kecamatan Denpasar Selatan tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak, berdasarkan data dari UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan.

Selain itu, kelompok usia 15–44 tahun tercatat sebagai rentang usia dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu 265 kasus.

“Ini adalah usia produktif yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga besar kemungkinan terpapar di luar wilayah tempat tinggal, karena DBD merupakan penyakit endemis yang bisa ditemukan di hampir seluruh wilayah,” jelasnya.

Meski angka kasus cukup tinggi, tidak ada laporan kematian akibat DBD selama Maret 2025. Namun, total dari Januari hingga Maret 2025, terdapat empat kasus kematian, yakni satu kasus pada Januari dan tiga kasus pada Februari.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan juga menghadapi sejumlah kendala dalam penanganan DBD, salah satunya adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gejala awal DBD. Pasien sering kali datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi kritis, padahal penanganan lebih optimal jika dilakukan pada fase awal.

BACA JUGA  Kurangi Ketergantungan dengan Pariwisata, Bali Perlu Perkuat Ekspor 

Sebagai upaya pencegahan, Dinas Kesehatan Kota Denpasar telah melakukan berbagai langkah, antara lain penyuluhan dan edukasi masyarakat, penyelidikan epidemiologi terhadap kasus DBD.

Juga ada pengaktifan Pokjanal DBD di tingkat desa dan kelurahan, fogging fokus sesuai indikasi, fogging massal Ultra Low Volume (ULV) di jalan-jalan kota, Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN).

Selanjutnya juga ada penaburan bubuk abate di tempat-tempat genangan air yang sulit dijangkau, hingga penyediaan fasilitas laboratorium NS1 di setiap UPTD Puskesmas untuk deteksi dini.

Dinas Kesehatan juga memastikan seluruh fasilitas kesehatan di Kota Denpasar siap menangani pasien DBD. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk aktif mencegah penyebaran penyakit ini dengan menjaga kebersihan lingkungan.

“Mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, mengenali gejala DBD, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran Jumantik Mandiri di setiap rumah tangga,” ujarnya. *wid