Tabanan (bisnisbali.com)-Pada Maret 2025 inflasi year-on-year di Kabupaten Tabanan tercatat sebesar 1,84 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 111,22. Meski inflasi secara keseluruhan masih terbilang terkendali, kenaikan harga beberapa komoditas menunjukkan dinamika yang menarik, terutama di sektor-sektor pengeluaran yang menjadi penyumbang utama kenaikan indeks harga.

Menurut hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tabanan, sembilan kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks yang signifikan. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tertinggi dengan kenaikan sebesar 5,28 persen. Di antaranya subkelompok minuman nonalkohol melonjak 10,54 persen, sedangkan rokok dan tembakau meningkat 8,81 persen. Kenaikan harga cabai rawit, daging babi, kopi bubuk, minyak goreng, dan bawang merah turut memberikan kontribusi signifikan di sektor ini.

Tidak hanya sektor pangan mengalami kenaikan indeks yang signifikan. Kelompok pendidikan juga menunjukkan hal serupa yaitu sebesar 2,72 persen. Sektor rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami inflasi 2,50 persen, sedangkan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 2,12 persen.

Di sisi lain, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turun drastis 7,73 persen. Penurunan ini sebagian didorong oleh mekanisme deflasi tarif listrik dan penurunan harga beberapa komoditas energi yang memberikan kontribusi positif dalam menekan kenaikan harga secara keseluruhan. Begitu pula kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan ringan 0,15 persen.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam yang juga Wakil Sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tabanan Made Hari Sujana, Kamis (10/4), mengungkapkan meski terjadi kenaikan harga berbagai komoditas, kondisi inflasi relatif stabil dibandingkan Maret 2024 yang sempat tercatat 3,95 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa walaupun terdapat tekanan kenaikan di beberapa sektor, mekanisme harga di Kabupaten Tabanan tetap mampu menjaga kestabilan ekonomi masyarakat.

BACA JUGA  Jokowi Bersama Keluarga Isi Liburan di Manukaya

“Inflasi di Tabanan memang naik karena adanya momen Hari Suci Nyepi dan Idul Fitri, namun peningkatannya tidak signifikan dan cenderung stabil dibandingkan triwulan sebelumnya,” papar Hari Sujana.

Menurutnya, stabilitas harga dipengaruhi oleh stok bahan pangan yang tercukupi, seperti pasokan beras dan daging babi, sehingga tidak menimbulkan kepanikan pembelian (panic buying) di kalangan masyarakat. Dukungan pasokan yang konsisten diyakini menjadi salah satu faktor kunci yang menjaga inflasi tidak melonjak drastis. *man