BISNISBALI.com – Pengamat Ekonomi Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., MM menilai situasi perekonomian saat ini dihadapi dengan tekanan yang berat. Selain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga menurun. Kondisi ini membuat makro ekonomi secara nasional mengalami tekanan.

Bali yang mengandalkan sektor pariwisata, kata dia tentu akan berpengaruh terhadap sutiasi perekonomian nasional hingga global. Terlebih pada libur Lebaran lalu, tingkat hunian atau okupansi kamar hotel yang diharapkan mengalami kenaikan justru stagnan.

“Situasi sekarang ini tekanan berat. Mekro ekonomi secara nasional, IHSG menurun, rupiah juga mengalami penurunan yang sudah mendekati Rp17 ribu dan bisa diperkirakan sampai Rp20 ribu,” katanya.

Kondisi ini kata dia, akan menekan daya beli karena pendapatan tetap akan mengalami penurunan. Dalam artian pendapatan masyarakat tetap namun harga komoditti mengalami lonjakan, sehingga daya beli masyarakat menurun.

Tekanan indikator makro ekonomi ini ditambah situasi perpolotikan yang tergunjang memperburuk dituasi. Sampai saat ini belum ada perbaikan.

“Kondisi nasional pasti berpengaruh pada daerah. Harga saham lemah, investor sulit masuk daya beli turun wisatawan juga turun,” ungkapnya.

Demikian okupansi kamar hotel yang menurun juga ditambah adanya vila bodong yang tak berijin membuat hilangnya potensi pajak daerah dalam hal ini pajak hotel dan restoran (PHR).

“Kalau itu desa wisata bagus pendapatan ke desa. Tapi jika itu ilegal dan dimanfaatkan wisatawan asing untuk disewakan kembali, itu harus diwaspadai,” katanya.

Hal ini kata dia yang harus segera ditelusuri dengan menfaatkan aparat tingkat bawah. Disisi lain, dia juga menekankan agar Bali baik budaya dan alamnya tidak sampai rusak. Jika itu rusak akan berdampak pada pariwisata dan lainnya. *wid

BACA JUGA  Lengkapi Fortopolio Produk, MDG Bidik Pasar Lombok