BISNISBALI.com – Bali yang bergantung dari pariwisata tentu akan terguncang di tengah adanya persoalan nasional termasuk global. Untuk tetap bertahan, perekonomian Bali harus bisa bertranspormasi dnegan memperkuat sektor primer.
Pengamat Ekonomi, Prof. Dr. Ida Bagus Raka, S.E., M.M di Warung 63, Denpasar, Senin (7/4) mengatakan, kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali selama ini kebanyakan dari sektor tersier yakni jasa sekitar 67 hingga 68 persen. Dari sektor jasa tersebut 52 persen hingga 54 persen merupakan sektor pariwisata. Sementara untuk sektor primer dalam hal ini pertanian dan turunannya hanya 16 persen dan dari sisi pengolahan menyumbang 15 persen.
Untuk transformasi perekonomian Bali, kata Guru Besar Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) ini maka sektor primer harus diperkuat agar bisa memberikan kontribusi paling banyak.
“Program Nangun Sat Kerthi Loka Bali dari Gubernur Bali yang point pertama memuat sektor pertanian sangat bagus sekali. Dimana budaya pertanian harus tetap dijaga,” jelasnya.
Saat ini diakuinya, Bali tengah tercebur ke sektor pariwisata. Pariwisata sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian Bali. Jika ingin beralih ke pertanian seperti zaman dahulu, menurutnya menjadi hal yang mustahil. Terlebih tenaga kerja muda saat ini sangat sulit diarahkan ke pertanian.
Dengan itu, sinergi budaya pariwisata dengan pertanian itu harus dijaga. SDM di industri pariwisata harus diperkuat.
“Posisi midle up di sektor pariwisata itu harus diisi oleh SDM Bali, sehingga paham akan budaya Bali. Jangan sampai dipegang orang luar yang kurang paham tentang budaya Bali,” terang Prof. Raka.
Demikian pula dia mendorong agar SDM pariwisata Bali ditingkatkan. Memiliki pemahaman tentang budaya pariwisata Bali. Disisi lain, pertanian Bali yang berlandaskan budaya juga bisa memperkuat pariwisata Bali. Hal ini menjadi nilai jual kepada wisatawan asing yang ingin menikmati keindahan alam dan budaya Bali. *wid