BISNISBALI.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merebak di Gianyar. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gianyar mengingatkan masyarakat mengenali gejala DBD, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam penanganannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni Minggu (6/4) mengatakan, adanya hujan yang tidak tentu dapat menimbulkan genangan air yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menjadi vektor penular penyakit DBD. Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Gejala DBD dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Gejala yang umum dialami antara lain Fase demam 2 – 4 hari dengan demam tinggi mendadak, mencapai 40 derajat Celcius, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual muntah, serta ruam kulit kemerahan,” ungkap Ni Nyoman Ariyuni.
Selanjutnya terjadi fase kritis 1 – 2 hari, di mana pada fase ini demam mulai turun, dan banyak pasien merasa dirinya telah sembuh. Namun ini adalah fase yang paling berbahaya, karena adanya kebocoran plasma darah yang dapat menyebabkan penumpukan cairan di rongga tubuh, penurunan jumlah trombosit, yang meningkatkan risiko perdarahan dengan gejala nyeri perut yang hebat, muntah terus-menerus, perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, atau bintik-bintik merah di kulit.
Pada fase ini, demam pasien mungkin mulai turun, namun justru kondisi pasien dapat memburuk secara tiba-tiba.
“Untuk itu diharapkan bagi masyarakat bila mengalami gejala DBD agar segera datang ke sarana pelayanan kesehatan,” ucapnya.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan, Gianyar merupakan daerah endemis penyakit DBD, di mana setiap tahunnya selalu terdapat kasus penyakit DBD.
Berdasarkan data, pada 2022 total kasus DBD di Gianyar, tercatat sebanyak 597 kasus dengan 1 kematian, 2023 sebanyak 1.142 kasus dengan 2 kematian dan 2024 tercatat sebanyak 4.476 kasus DBD dengan 5 kasus kematian.
Nyoman Ariyuni menambahkan, puncak kasus penyakit DBD 2024 terjadi pada Mei 2024 tercatat sebanyak 1.089 kasus. Dengan pelaksanaan upaya pencegahan bersama-sama, kasus DBD berangsur-angsur menurun, di mana pada Juni menjadi 759 kasus, Juli (407), Agustus (207), September (105), Oktober (110), dan Nopember (65), dan Desember 2024 sebanyak 76 kasus.
Namun tahun ini, kembali meningkat, dimana kasus DBD pada Januari tercatat sebanyak 189 kasus, Februari (296) dan Maret meningkat lagi menjadi sebanyak 304 kasus. *kup