BISNISBALI.com – Pengamat ekonomi dari Undiknas Denpasar, Prof. Dr. IB Raka Suardana menilai, Indonesia, termasuk Provinsi Bali, memiliki ketergantungan tinggi terhadap ekspor ke Amerika Serikat (AS). Alhasil tarif impor ke AS sebesar 32 persen untuk barang yang berasal dari Indonesia, menjadikan kebijakan ini berdampak signifikan terhada sektor usaha dan industri ekspor di Bali.

Ia menyampaikan data ekspor/impor dari BPS Bali Januari 2025, AS merupakan negara tujuan ekspor utama Bali. Produk-produk utama yang diekspor dari Bali ke AS mencakup kerajinan tangan, perhiasan perak dan emas, produk tekstil, serta komoditas pertanian seperti kopi dan rempah-rempah.

“Secara teoritis, peningkatan tarif impor ini dapat menurunkan daya saing produk Bali di pasar Amerika dan menyebabkan penurunan permintaan dari importir serta konsumen di negara tersebut,” katanya.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia dapat mengupayakan negosiasi dengan pemerintah AS agar mendapatkan perlakuan tarif yang lebih kompetitif. Selain itu, diversifikasi pasar ekspor ke negara lain yang memiliki kebijakan tarif lebih rendah menjadi solusi yang dapat diambil oleh eksportir Bali agar tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika.

Peningkatan kualitas produk dan inovasi juga menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa produk Bali tetap diminati meskipun menghadapi tantangan tarif yang lebih tinggi. Dengan strategi ini, diharapkan ekspor Indonesia, khususnya dari Bali, dapat tetap tumbuh meskipun menghadapi hambatan kebijakan perdagangan AS.

Pihaknya tidak memungkiri, kenaikan tarif yang lebih tinggi dapat berakibat pada meningkaatnya harga jual produk Indonesia di pasar AS, yang pada akhirnya berpotensi menurunkan daya saing dibandingkan produk dari negara lain yang dikenakan tarif lebih rendah.

Sementara itu BPS Bali mencatat ekspor ke Amerika Serikat (AS) pada Januari 2024 mencapai 14.297.602 dolar AS dan Desember 2024 mencapai 14.497.214 dolar AS. Sementara itu, ekspor Bali ke Amerika pada Januari 2025 mencapai 16.843.690 dolar AS atau ada kenaikan year on year (yoy) atau Januari 2024 ke Januari 2025 ada kenaikan 17,81 persen. Sedangkan pertumbuhan data Desember 2024 dengan Januari 2025 mengalmai tumbuh 16,19 persen.

BACA JUGA  Masyarakat Desa Mas Diajak Kelola Sampah secara Terpilah

Data BPS Bali juga mencatat kinerja ekspor Provinsi Bali pada Januari 2025 tercatat berada di bawah capaian Desember 2024 dan Januari 2024. Nilai ekspor Bali pada Januari 2025 tercatat US$ 48.957.789, turun sebesar 5,74 persen dibandingkan nilai ekspor bulan Desember 2024 yang tercatat sebesar US$ 51.937.123.

Secara year on year, nilai ekspor Bali pada Januari 2025 tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2024 atau turun sebesar 25,53 persen. Dari sepuluh negara tujuan utama ekspor barang Provinsi Bali pada bulan Januari 2025, lima negara tujuan utama ekspor tercatat menunjukkan penurunan secara month to month, dengan penurunan terdalam tercatat pada tujuan Belanda yaitu sebesar 31,91 persen, yang didominasi turunnya nilai ekspor produk Kakao dan olahannya.

Bila dibandingkan dengan catatan Januari 2024 (y-on-y), dari sepuluh negara tujuan utama ekspor Bali, nilai ekspor pada tujuh negara tujuan utama tercatat turun, dengan penurunan terdalam tercatat pada nilai ekspor ke Tiongkok yakni sebesar 53,33 persen yang didominasi turunnya ekspor produk Ikan, krustasea, dan moluska.

Nilai ekspor Provinsi Bali pada Januari 2025 jika dilihat dari jenis komoditasnya, ekspor Bali didominasi oleh produk Ikan, krustasea, dan moluska yang tercatat sebesar 14.287.661 dolar AS dengan share sebesar 29,18 persen dari total ekspor. Dibandingkan dengan Desember 2024, dari sepuluh komoditas utama ekspor, lima komoditas mengalami penurunan dengan penurunan terdalam tercatat pada ekspor produk ikan, krustasea, dan moluska. Ekspor komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar 26,96 persen, dengan penurunan utama ke Tiongkok. Jika dibandingkan dengan capaian bulan Januari 2024 (y-on-y), nilai ekspor tujuh komoditas utama tercatat turun, dengan penurunan terdalam tercatat pada ekspor produk pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) sebesar 51,27 persen.*dik

BACA JUGA  Distan Tabanan Cek Kesehatan Babi