BISNISBALI.com – Pada awal 2025 ini, sektor investasi turut menopang pertumbuhan kredit perbankan di Bali. Secara umum, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali mencatat sektor perbankan pada Januari 2025 mengalami pertumbuhan positif, dengan penyaluran kredit mencapai Rp111,56 triliun, tumbuh 6,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kredit di Bali didorong oleh kredit investasi, yang meningkat signifikan sebesar 17,19 persen YoY atau Rp5,17 triliun. Kredit investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan, pendirian proyek baru dan/atau kebutuhan lainnya terkait investasi.
Pengamat ekonomi Prof. Dr. IB Raka Suardana, M.M. di Denpasar, Jumat (4/4) mengatakan, meskipun terjadi perlambatan, tren positif yang lalu menunjukkan potensi kelanjutan pertumbuhan kredit investasi hingga akhir tahun, didukung oleh pemulihan ekonomi dan kepercayaan investor. “Investasi di sektor besar berpotensi untuk dibiayai oleh perbankan, mengingat kontribusinya terhadap perekonomian daerah,” katanya.
Sektor pariwisata dan industri pengolahan, menurutnya juga memiliki potensi signifikan. Pada 2024, sektor industri pengolahan tumbuh 9,40 persen didukung oleh peningkatan penyaluran kredit. “Kredit investasi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan dana untuk ekspansi dan peningkatan kapasitas produksi,” jelasnya.
Penelitian menunjukkan bahwa kredit investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, memungkinkan perusahaan merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas produksi.
Bagaimana pengaruh ketidakstabilan ekonomi global terjadap risiko pembiayaan perbankan?. Dekan FEB Undiknas University ini mengatakan, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 stagnan di 3,2 persen, dengan tingkat inflasi cukup tinggi di 4,5 persen.
Begitupula di Indonesia, meskipun terdapat tantangan seperti pelemahan rupiah dan penurunan indeks saham akibat kekhawatiran investor terhadap kebijakan pemerintah, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga. Pemerintah berkomitmen menjaga defisit fiskal dalam batas aman dan menghindari intervensi politik dalam pengelolaan dana investasi.
“Namun, investor dan perbankan perlu tetap waspada terhadap dinamika global dan domestik yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan keamanan pembiayaan sektor investasi,” sarannya.
Kepala Kantor OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu sebelumnya menyampaikan data sektor perbankan di Provinsi Bali posisi Januari 2025 menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan dari periode sebelumnya.
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,44 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 5,38 persen yoy (Desember 2024: 5,99 persen yoy). Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha (konsumtif) sebesar 34,32 persen dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 28,68 persen.
Menurutnya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha yang bertambah sebesar Rp2,25 triliun (tumbuh 6,23 persen yoy) serta Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum sebesar Rp1,71 triliun (tumbuh 15,11 persen yoy).
Sebelumnya Dirut Bank BPD Bali, Nyoman Sudharma menyampaikan terjaganya kondisi pariwisata dan ekonomi Bali menumbuhkan kepercayaan dan keoptimisan bagi pelaku usaha untuk tetap berwirausaha dan berinvestasi di 2025.
Sudharma menaruh keoptimisan kondisi ekonomi Bali akan tumbuh positif, kendati 2025 dibayangi berbagai kondisi ekonomi global. Sektor pariwisata dan perekonomian di Bali akan terus mengalami peningkatan. Inilah melatari bank milik krama Bali ini memasang target kinerja bank pada 2025 mengalami peningkatan. Bank BUMd ini menargetkan pertumbuhan kredit 9 persen pada 2025.
Sudharma menekankan Bank BPD Bali fokus penyaluran kreditnya ke sektor UMKM sehingga masih bisa tumbuh di 2025. Bank optimistis kredit mampu tumbuh di 2025 dengan target menyasar 50 persen lebih kalangan UMKM. Demikian pula dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh 8 persen di 2025. *dik