BISNISBALI.com – Kementerian Perhubungan memproyeksi pergerakan masyarakat pada Lebaran 2025 mencapai angka 146 juta perjalanan. Dengan rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara per perjalanan sebesar Rp2,57 juta, maka perputaran ekonomi yang terjadi selama periode Lebaran 2025 diproyeksi dapat mencapai Rp375,2 triliun.

Di sisi lain, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, menyampaikan, pihaknya mempunyai kewajiban untuk menerapkan standar terhadap beberapa usaha yang sesuai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) di bawah pariwisata.

Penerapan standar tersebut harus mengacu kepada PP Nomor 5 Tahun 2021 mengenai Perizinan Berusaha berdasarkan Tingkat Risiko Kegiatan Usaha dan Permen Parekraf Tahun 2021 yang salah satu syarat utamanya adalah lingkungan.

“Untuk itu kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Investasi atau BKPM yang merupakan koordinator terkait perizinan usaha. Dan untuk langkah ke depan ini kami akan berkoordinasi lebih intens lagi dengan kementerian/lembaga terkait maupun dengan pemerintah daerah. Rencananya juga akan kita tingkatkan sosialisasi terhadap standar usaha,” kata Rizki.

Saat ini Kementerian Pariwisata sedang mendorong Tourism 5.0 yang menjadi program unggulan Menteri Pariwisata. Dimana promosi digital menjadi prioritas yang didukung dengan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).

“Jadi sekarang Ibu Menteri menugaskan Deputi Pemasaran untuk sesegera mungkin memperbaiki tampilan maupun cara kerja website indonesia.travel,” kata Rizki.

Saat ini pengembangan website indonesia.travel telah memasuki peluncuran tahap 1 dengan menghadirkan desain yang lebih imersif, informatif, ramah pengguna, serta penyempurnaan fitur website. Pengembangan ini diharapkan mampu memperkuat situs sebagai pintu utama calon wisatawan untuk mengenal lebih jauh destinasi Indonesia sehingga memberikan pengalaman yang semakin berkesan. *rah

BACA JUGA  Kewajiban dan Larangan Wisman saat Berwisata di Bali