BISNISBALI.com – Pergerakan harga komoditi di tengah bulan puasa dan jelang Hari Suci Nyepi serta Idul Fitri terjadi. Terutama pada komoditi cabai rawit yang kini masih di atas Rp100 ribu per kilogram. Namun kondisi ini disebut belum signifikan mempengaruhi inflasi.
Menurut pengamat ekonomi, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM di Denpasar, Selasa (25/3), ada pergerakan harga pada beberapa komoditi jelang dua hari besar keagamaan ini.
“Pada minggu pertama Maret harga cabai rawit merah naik mencapai Rp97.250 per kilogram. Harga daging sapi kualitas I juga meningkat, mencapai Rp140.650 per kilogram pada minggu pertama Maret 2025,” katanya.
Kenaikan harga komoditas pangan seperti cabai rawit dan daging sapi tentu kata dia dapat mempengaruhi inflasi, terutama melalui kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.
“Sebagai contoh, pada Desember 2024, kenaikan harga cabai rawit memberikan andil sebesar 0,11 persen terhadap inflasi, yang tercatat sebagai inflasi tertinggi dalam dua tahun pada saat itu,” katanya.
Namun, berdasarkan data terbaru, kata dia inflasi Indonesia tetap stabil. Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,43 persen secara tahunan, masih dalam sasaran di bawah 5 persen sesuai hasil high level meeting TPIP 2025. Hal ini menurutnya, meski terdapat kenaikan harga pada beberapa komoditi, inflasi secara keseluruhan masih dapat dikendalikan.
Sementara itu, berdasarkan data dari sigapura.baliprov.go.id, harga cabai rawit per 24 Maret 2025 mencapai Rp104.790 per kilogram naik 3,78 persen dari minggu sebelumnya. Demikian daging sapi Rp121.667 per kilogram naik 1,37 persen. Dan jika dibandingkan dengan harga sebulan sebelumnya harga daging sapi naik 3,8 persen.
Hal senada juga diungkapkan pedagang bumbu dapur di Pasar Badung, Nyoman Wandri. Saat ditemui, Selasa (25/3) dia mengatakan, harga cabai rawit masih di atas Rp100.000 serta bawang merah dan bawang putih masih Rp40.000 per kilogram. Kenaikan harga ini menurutnya terjadi sejak memasuki bulan puasa lalu yang dikarenakan tingginya permintaan. Disamping itu, menurutnya hujan dan angin kencang yang melanda Bali membuat panen petani terganggu sehingga biaya produksi tinggi dan cabai pun menjadi mahal. *wid