BISNISBALI.com – Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali menunjukkan pertumbuhan positif. Realisasi Pendapatan Daerah seluruh Pemda di Bali sampai dengan 28 Februari 2025 mencapai Rp4,36 triliun atau 13,20% dari target pendapatan.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bali, Muhammad Mufti Arkan di Denpasar secara daring. Menurutnya, pendapatan daerah dikontribusikan oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp2,69 triliun, menyumbang porsi 61,77% dari total Pendapatan Daerah, sedangkan 38,07% atau Rp1,66 triliun berasal dari dana transfer.
Selain itu, terdapat sumber pendapatan baru dari Pungutan Wisatawan Asing, yang telah terealisasi sebesar Rp42,27 miliar, mencerminkan potensi tambahan bagi keuangan daerah dari sektor pariwisata. Sementara itu, realisasi belanja daerah mencapai Rp1,99 triliun (5,68% dari pagu). Mufti menerangkan, sebagian besar belanja daerah digunakan untuk belanja operasi, mencapai Rp1,71 triliun atau 7,06% dari pagu.
“Persentase realisasi anggaran terendah terdapat pada belanja modal yang baru terealisasi sebesar Rp5,76 miliar atau 0,09% dari pagu, realisasi belanja modal yang masih kecil diakibatkan oleh adanya kebijakan efisiensi,” ungkapnya.
Lanjut Mufti menjabarkan hingga 28 Februari 2025, penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) di Bali mencapai Rp2,47 triliun atau 20,23% dari pagu, tumbuh 0,56% (yoy). Kota Tabanan mencatat persentase penyaluran tertinggi sebesar 22,93% dari pagu dengan nilai Rp310,01 miliar, sementara Kabupaten Badung memiliki persentase penyaluran terendah, yakni sebesar 14,97% dengan nilai Rp134,70 miliar.
Dari total TKD yang disalurkan, Dana Alokasi Umum (DAU) mencapai Rp1,59 triliun, Dana Desa sebesar Rp256,31 miliar, Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp66,95 miliar, serta Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik sebesar Rp558,69 miliar. Sementara itu, hingga akhir Februari 2025, pada DAK Fisik dan Dana Insentif Daerah belum terdapat realisasi penyaluran.
Sementara itu, pendapatan negara di Pulau Dewata sampai dengan 28 Februari 2025, telah terealisasi sebesar Rp2,79 triliun atau 11,97% dari target tahun 2025. Penerimaan negara dikontribusikan oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp2,17 triliun (11,18% dari target) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang telah terealisasi sebesar Rp619,3 miliar atau 15,98% dari target 2025.
“Pagu Belanja Negara di Provinsi Bali menunjukkan penurunan pada belanja barang dan belanja modal yang diakibatkan kebijakan efisiensi,” paparnya.*dik