BISNISBALI.com – Novel Sukreni Gadis Bali karya Anak Agung Nyoman Pandji Tisna yang diterbitkan pertama kali pada 1936 menginspirasi penulis Andre Syahreza menghadirkan novel berjudul “Semua Karena Nirankara?”

Semangat peluncuran buku ini, menurut Andre Syahreza adalah merayakan literasi bagaimana kita melestarikan karya sastra yang dulu menjadi sesuatu yang baru.

“Jadi dalam konteks itu, buku ini terinspirasi dari novel Sukreni Gadis Bali yang meski dulu ditulis oleh orang Bali, Anak Agung Nyoman Pandji Tisna, tapi buku itu dikatagorikan sebagai karya sastra Indonesia,” ungkapnya dalam peluncuran buku di Sanur, Jumat (21/3).

Begitu juga dengan buku ini, meski konteksnya Bali tapi akan dipublikasikan secara nasional.

“Semangat saya ingin membawa karya sastra Bali dan Indonesia yang dulu menjadi lestari hingga saat ini,” tambah Andre Syahreza.

Penggunaan Nirankara sebagai tokoh utama dalam buku ini, menurutnya nama itu agak sakral dan ada nuansa Bali. Ia mengaku mendapat nama itu secara random dan terdengar unik.

“Jadi saya merasa oke nama ini menjadi tokoh utama yang saya cari. Makanya saya pakai Nirankara,” jelasnya.

Terkait angle daerah yang digunakan dalam buku ini adalah pantai Bali Utara sama seperti cerita Sukreni Gadis Bali.

Director of Marketing Communications The Meru Sanur, Melody Siagian menilai tourism di Bali tidak hanya tourism, tapi juga health and wellness tourism.

“Selain itu kami juga mendukung literasi sastra sebagai bentuk diversifikasi tourism di Bali. Jadi orang datang ke Bali tidak hanya untuk liburan saja, tapi mereka mendapatkan sesuatu di sini, seperti Ubud Writers and Readers Festival, Ubud Foods Festival atau festival lainnya ada festival wellness mungkin nanti. Jadi di sini kami tidak hanya mempromosikan Bali dari sisi keindahan dan budayanya, tapi sastranya juga bisa kita promosikan,” papar Melody Siagian.

BACA JUGA  Walikota Harapkan TP PKK - Posyandu - Dekranasda Bersinergi Sukseskan Pembangunan Kota Denpasar

Pada peluncuran buku ini juga hadir Ni Putu Putri Suastini Koster yang mengapresiasi kehadiran karya sastra yang mengambil setting di Bali, khususnya daerah Buleleng. *rah