BISNISBALI.com – Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar) akan dihentikan distribusinya akhir Maret ini. Dengan itu, beras harga ekonomis yang menjadi pilihan sebagian masyarakat ini tidak dapat lagi ditemukan di pasaran. Sehingga masyarakat hanya akan mendapatkan beras dengan harga medium dan premium.

Di pasaran, harga beras SPHP atau sering dikenal beras Bulog mencapai Rp12.500 per kilogram atau Rp62.500 per kemasan 5 kilogram. Sementara untuk beras medium lokal mencapai Rp15.000 per kilogram dan beras premium mencapai Rp16.000 per kilogram.

Kepala Gudang Bulog Sempidi Achmad Ivan mengatakan, penyaluran beras SPHP dilakukan hingga 29 Maret. Ia mengaku masih menunggu keputusan pusat terhadap penyaluran beras SPHP ini.

Sementara itu, dikonfirmasi terkait penghentian penyaluran beras SPHP ini, Kepala Bulog Wilayah Bali melalui bagian humas belum memberikan jawaban sejak pagi dihubungi.

Dilansir dari halaman badanpangan.go.id 7 februari 2025 menyebutkan beras SPHP dihentikan sementara yang mulai dilakukan pada 7 Februari 2025. Selain beras SPHP, bantuan pangan beras juga dihentikan sementara.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengatakan, menindaklanjuti hasil Rakortas Bidang Pangan, telah disampaikan surat kepada Bulog untuk menunda bantuan pangan dan SPHP beras. “Untuk SPHP beras dihentikan sementara per 7 Februari karena telah berjalan dari Januari,” katanya.

Selanjutnya pada halaman yang sama, postingan tanggal 8 Maret 2025, beras SPHP ini kembali digulirkan ke masyarakat. Penyaluran dibagi menjadi tiga zona dengan waktu penyaluran hingga 29 Maret.

Kebijakan penundaan penyaluran ini kata Arief Prasetyo seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, agar Bulog bisa fokus melakukan penyerapan panen petani hingga 3 juta ton setara beras dan juga sebagai upaya pemerintah menjaga harga petani selama panen raya yang diperkirakan dari Februari sampai April. *wid

BACA JUGA  Kurangi Ketergantungan dengan Pariwisata, Bali Perlu Perkuat Ekspor