BISNISBALI.com – Bank Indonesia (BI), Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Perhubungan secara resmi meluncurkan QRIS Tanpa Pindai (QRIS Tap) yang merupakan inovasi dalam sistem pembayaran digital di Jakarta.

Pemerhati ekonomi Trisno Nugroho di Denpasar, Minggu (16/3) menilai patut diapresiasi sebagai langkah maju dalam pengembangan ekosistem pembayaran digital di Indonesia. Namun, keberhasilannya akan sangat bergantung pada upaya kolaboratif antara BI, penyedia jasa pembayaran, pelaku usaha, dan masyarakat untuk memastikan bahwa inovasi ini dapat diadopsi secara merata dan memberikan manfaat nyata bagi semua pihak.

Akankah pengguna QRIS Tap semakin banyak ?. Trisno yang sebelumnya sebagai Kepala Perwakilan BI Bali ini mengatakan, peluang peningkatan jumlah pengguna QRIS Tap sangat besar, terutama jika didukung oleh beberapa faktor strategis.

Pertama, sosialisasi yang masif menjadi kunci utama keberhasilan adopsi teknologi ini. BI dan penyedia layanan pembayaran perlu gencar melakukan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat, cara kerja, serta kemudahan yang ditawarkan oleh QRIS Tap.

Sosialisasi ini harus mencakup berbagai segmen masyarakat, termasuk masyarakat perkotaan maupun pedesaan, untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memahami nilai tambah dari teknologi ini.

Kedua, adopsi teknologi NFC akan semakin meluas seiring dengan meningkatnya penetrasi ponsel pintar yang dilengkapi fitur NFC di pasar Indonesia. Saat ini, sebagian besar ponsel keluaran terbaru telah mendukung NFC, sehingga jumlah pengguna potensial QRIS Tap diprediksi akan terus bertambah.

“Namun, untuk mempercepat adopsi, diperlukan kolaborasi antara produsen ponsel, operator telekomunikasi, dan penyedia layanan pembayaran untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses oleh lebih banyak orang,” ujarnya.

Ketiga, dukungan dari pelaku usaha, terutama UMKM dan minimarket, juga akan memainkan peran penting dalam meningkatkan penggunaan QRIS Tap. Jika pelaku usaha mulai mengadopsi teknologi ini, konsumen akan semakin terbiasa menggunakannya dalam transaksi sehari-hari. Hal ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan konsumen tetapi juga membantu pelaku usaha meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing mereka.

BACA JUGA  Ini Dia! Salah Satu Penyebab Tingginya Harga Kelapa Daksina

“Namun, tantangan utama yang perlu diatasi adalah masih ada sebagian masyarakat yang belum familiar dengan teknologi NFC atau belum memiliki ponsel yang mendukung fitur tersebut,” paparnya.

Selain itu, kata Trisno, kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan juga dapat menjadi hambatan dalam adopsi QRIS Tap. Oleh karena itu, BI perlu memastikan bahwa infrastruktur dan edukasi tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu pendekatannya adalah dengan opsi QRIS biasa sebagai solusi inklusif bagi masyarakat yang belum siap menggunakan QRIS Tap. Dengan kombinasi sosialisasi yang tepat, dukungan pelaku usaha, dan peningkatan infrastruktur, pengguna QRIS Tap berpotensi meningkat signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

“Secara keseluruhan, meskipun tantangan masih ada, langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh BI dan pemangku kepentingan lainnya dapat memastikan bahwa QRIS Tap menjadi bagian integral dari ekosistem pembayaran digital di Indonesia, sekaligus mendukung transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tegasnya. *dik